Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara menghitung koefisien permeabilitas tanah


Dalam menghitung koefisien permeabilitas tanah adalah penjelasan tentang konsep dasar dan tujuan dari perhitungan tersebut. Sebagai contoh, berikut adalah contoh pendahuluan dalam menghitung koefisien permeabilitas tanah:

"Pengukuran koefisien permeabilitas tanah adalah salah satu metode penting dalam ilmu geoteknik untuk menentukan kemampuan tanah dalam mengalirkan air. Koefisien permeabilitas (k) menggambarkan tingkat kelancaran pergerakan air melalui struktur tanah. Informasi ini sangat penting dalam perencanaan konstruksi bangunan, drainase, dan juga dalam studi mengenai aliran air dalam tanah.

Untuk menghitung koefisien permeabilitas, metode uji permeabilitas falling-head sering digunakan. Uji ini dilakukan dengan menggunakan sumur uji dan pelat lantai. Data yang diperlukan antara lain luas penampang sumur uji (a), luas penampang pelat lantai (A), perbedaan tinggi air di awal (h1) dan akhir (h2) uji, serta waktu yang diperlukan air untuk turun dari h1 ke h2 (t). Dari data tersebut, kita dapat menghitung nilai koefisien permeabilitas tanah.

Pada penelitian ini, kami akan menjelaskan langkah-langkah perhitungan koefisien permeabilitas tanah dengan metode uji permeabilitas falling-head. Selain itu, kami akan menerangkan pengaruh suhu air terhadap perhitungan tersebut. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman lebih lanjut mengenai karakteristik hidrogeologi tanah di lokasi penelitian ini."


Berikut adalah Rumus menghitung koefisien permeabilitas tanah

Rumus untuk menghitung koefisien permeabilitas tanah adalah sebagai berikut: K = (a * (h1 - h2)) / (A * t) Dimana: K = koefisien permeabilitas tanah (cm/detik) a = luas penampang sumur uji (cm²) A = luas penampang pelat lantai (cm²) h1 = ketinggian air di awal uji (cm) h2 = ketinggian air di akhir uji (cm) t = waktu yang diperlukan untuk turun dari h1 ke h2 (detik) Untuk menghitung koefisien permeabilitas tanah, pertama-tama kita perlu menentukan nilai a, A, h1, h2, dan t. Kemudian, masukkan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus di atas dan hitung nilai K. Nilai K yang diperoleh merupakan koefisien permeabilitas tanah. Semakin tinggi nilai K, semakin baik kemampuan tanah untuk mengalirkan air.


Contoh Soal !

Dari hasil uji permeabilitas falling-head pada tanah pasir diperoleh data sebagai berikut : a = 6 cm²; A = 10,73 cm²; h1 = 150cm; h2 = 70 cm; t = 100 detik (waktu yang diperlukan untuk turun dari h1 ke h2) temperatur air = 20°C. Hitung koefisien permeabilitas tanah ini.

Penjelasan :

Untuk menghitung koefisien permeabilitas tanah, kita dapat menggunakan rumus Koefisien Permeabilitas (K) sebagai berikut:

K = (a * (h1 - h2)) / (A * t)

Dimana:

a = luas penampang sumur uji (cm²)

A = luas penampang pelat lantai (cm²)

h1 = ketinggian air di awal uji (cm)

h2 = ketinggian air di akhir uji (cm)

t = waktu yang diperlukan untuk turun dari h1 ke h2 (detik)


Sesuai dengan daa yang disediakan, koefisien permeabilitas tanah ini dapat dihitung sebagai berikut:

K = (6 cm² * (150 cm - 70 cm)) / (10,73 cm² * 100 detik)

K = 0,0057 cm/detik

Jadi, koefisien permeabilitas tanah ini adalah sebesar 0,0057 cm/detik. Nilai ini menunjukkan tingkat kemampuan tanah untuk mengalirkan air. Semakin tinggi nilai koefisien permeabilitas, semakin baik kemampuan tanah tersebut untuk mengalirkan air.


Posting Komentar untuk "Cara menghitung koefisien permeabilitas tanah"